Now KKP Explains Menu Fish Milk in the Free Meal

Now KKP Explains Menu Fish Milk in the Free Meal ‘Susu ikan’ akan menjadi salah satu menu dalam program makan gratis di pemerintahan mendatang. Jenis ‘susu’ ini dianggap dapat menggantikan susu sapi. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan hal tersebut.

Awalnya, informasi terkait susu ikan ini datang dari Direktur Utama ID FOOD Food Holding Sis Apik Wijayanto dalam rapat kerja bersama DPR RI.

Oleh karena itu, ID FOOD menilai perlu disiapkan alternatif susu lain untuk memenuhi program makan gratis, yang salah satunya adalah ketersediaan susu.

“Pengadaan susu dari peternakan mega membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun, yang diusulkan adalah pengadaan awal dimaksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia, tapi kalau tidak memungkinkan, ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi, misalnya dari ikan,” ujar Sis Apik di Gedung DPR RI, Rabu (4/9/2024).

Terkait hal ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan ‘susu ikan’ merupakan minuman berprotein, salah satu produk turunan dari Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang diolah dan disajikan layaknya susu. Produk ini merupakan salah satu produk hilirisasi perikanan yang sedang digalakkan oleh KKP.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, mengatakan bahwa nama susu ikan merupakan branding dari inovasi produk turunan HPI agar mudah dikenal dan dikonsumsi masyarakat.

“Jadi bukan dalam arti susu yang sebenarnya, tetapi susu analog dari HPI,” jelas Budi lewat keterangan tertulisnya, dikutip dari laman Kementerian KPP.

Now KKP Explains Menu Fish Milk in the Free Meal

Adapun HPI merupakan ekstrak protein ikan hasil penelitian tim bioteknologi Libang KKP pada tahun 2017 dengan memanfaatkan ikan-ikan yang memiliki nilai ekonomis rendah seperti petek, selar, tamban, dan belok.

“Saat itu, kami menggandeng para pelaku usaha agar skala industrinya dapat dipercepat sebagai solusi swasembada protein dengan memanfaatkan hasil laut nusantara,” katanya.

Budi mengatakan, keberadaan HPI juga sebagai upaya untuk meningkatkan asupan protein harian masyarakat yang saat ini baru mencapai 62,3 gram/kapita/hari, masih di bawah rata-rata negara ASEAN. Bahkan jauh dibandingkan dengan negara maju yang sudah menembus angka 100 gram/kapita/hari.

HPI hadir sekaligus sebagai upaya meningkatkan asupan protein masyarakat untuk mendukung program Makanan Bergizi Gratis sebagai langkah strategis mewujudkan generasi emas Indonesia dengan semangat kemandirian 100 gram protein seperti negara maju, katanya.

Budi menjelaskan bahwa HPI yang merupakan bahan baku utama ‘susu ikan’ memiliki karakteristik yang multifungsi dan praktis, sehingga dapat mendorong terciptanya inovasi produk pangan lokal unggulan lainnya melalui fortifikasi bahan makanan dan minuman.

KKP juga telah memamerkan beberapa demo penggunaan HPI pada makanan ringan seperti kue kering, cilok, kue sus, roti gambang, dan aneka jenang, yang kesemuanya mengandung protein tinggi.

Jadi tidak hanya sebagai minuman berprotein atau yang kita kenal dengan istilah ‘susu ikan’, tetapi HPI dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan pada berbagai makanan sehari-hari, katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *